06 September 2010

UNTUK APA KITA MENCARI LAILATUL QADAR..???

Oleh : IMAM SARJONO

Ada pertanyaan yang menggebu dari dulu, sejak masa kecil dahulu sekali, dan juga berbentuk sebuah keinginan, mungkin ini adalah sebuah misteri, ataukah sebuah tanya, bisa pula sebuah tuntutan, dalam pencarian demi pencarian, mungkin juga dialami ribuan orang atau bahkan jutaan orang sejak dahulu kala, sejak masa awal Islam sampai masa kini, yaitu "Lailatul qadar" atau diterjemahkan dengan "malam seribu bulan". Ingin menguak misteri dari seluruh misteri tentang satu malam. Satu malam termulia, dinyatakan sebagai malam kemuliyaan. pertanyaan-pertanyaan ini bergaung, terus menerus, tanpa henti, bertahun-tahun, melintas ruang dan waktu, tanpa batas, dan pencarian demi pencarian dilakukan dengan melihat ciri-cirinya, malam itu harus seperti ini, malam tak berbintang, angin tak berdesir dsb, dsb. Lalu turunlah seluruh malaikat membawa berkah dan rahmat keseluruh alam semesta. Suasana penuh "misteri" sangat terasa, kental sekali

Kini, ketika kesadaranku sudah mulai terbuka, mencoba memahamkan tentang hakekat malam itu berdasarkan realitas atau kenyataan kehidupan yang ada disini, di saat ini, terutama bagi saya sendiri. Menyibak tirai misteri, metihat dalam kaca mata seorang manusia biasa, membuang seluruh legenda, hikayat dan melupakan sejarah, memcoba mencari hakekat dalam konteks kekinian, masa ini, disini, saat ini, oleh saya sendiri dalam realitas nyata kehidupan sehari-hari.

Malam lailatul qadar adalah malam pengajaran oleh Allah bagi hamba yang dipilihNya untuk menerima pengajaran dari Allah secara langsung. Pada saat itu akan diberi pelajaran mengenai hakekat kehidupan, seluruh proses kehidupan. Seluruh pelajaran yang seharusnya memerlukan seribu bulan pelajaran akan diberikan dalam satu kali pertemuan di malam itu. Maka pada malam itu akan dilakukan penyempurnaan jiwa. Yaitu penyempurnaan jiwa manusia untuk mengikuti akhlak Nabi Muhammad. Menjadikan jiwa kita sempurna, memakai baju takwa, artinya mengajarkan isi, makna, hakekat Al Quran secara langsung ke hati kita, sebuah pengajaran langsung yang apabila kita harus belajar sendiri memerlukan seribu bulan, itupun mungkin tidak akan pernah sampai disana. Penyempurnaan jiwa kita sebagaimana janji Allah, bahwa Dia lah yang akan menyempurnakan jiwa kita.

Bagaimana realisasinya bagi saya, bagi manusia secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Saya ibaratkan hati kita adalah tanah penuh semak belukar, kacau balau, sementara hidayah seolah seperti pesawat terbang yang dikirimkan oleh Allah untuk mendarat di hati kita. para malaikaht yang membawa berkah, rahmat dan karuniaNya. Maka pada malam lailatul qadar, Allah akan mengirimkan seribu buah pesawat terbang untuk mendarat disana, kemudian malaikat akan menaburkan benih-benih iman, benih-benih takwa, benih-benih pengajaran Al Quran ke hati kita. Kita selanjutnya yang harus memupuk agar tumbuh subur berkembang dengan indahnya, membuahkan hasil dalam kehidupan nyata kita yaitu akhlak sebagaimana akhlak Rasulullah. Dalam kehidupan nyata kita sehari-hari.

Jadi yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri, membuat landasan yang sanggup menerima seribu pesawat yang akan mendarat di hati kita. Kalau kita hanya mampu membuat landasan satu pesawat kecil, maka tidak akan mampu menerima pesawat besar, apalagi dua atau sepuluh pesawat besar bahkan seribu. Kalau kita tidak mempersiapkan diri, membuat landasan pesawat terbang di hati kita, Maka menjadi jelas dan sangat jelas kalau kita tidak akan mampu mendapatkan malam itu, karena landasannya untuk mendarat tidak ada, sehingga pesawat hanya berputar-putar di sekeliling kita. Maka mari kita buka lebar-lebar kati kita, mempersiapkan landasan pesawat seluas mungkin untuk menerima seribu pesawat terbang akan mendarat di hati kita..

Kalau saat ini kita hanya mampu membuat satu landasan yang hanya mampu menampung satu pesawat terbang, maka kitapun harus bersyukur, karena hal itu berarti kita telah mendapatkan pengajaran satu bulan dari Allah, yaitu bisa berupa benih ilmu, benih iman, benih takwa dari satu pesawat ini sudah sangat luar biasa, kita hanya perlu memupuk dan memelihara baik-baik sehingga berbuah nyata dalam kehidupan nyata kita, dalam realitas sehari-hari.. Semoga kita akan semakin baik dan semakin baik, sehingga suatu saat nanti, mampu menerima mendaratnya seribu buah pesawat terbang bersama seluruh malaikat untuk memberikan rahmat dan hidayah Allah, menyempurnakan jiwa, mengajarkan Al Quran yang benar kepada kita, sehingga kita mampu mendapatkan predikat sebagai "Sang Khalifah Allah di bumi" yang akan menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.

Maka mudah dilihat seseorang yang telah mendapatkan malam lailatul qadar ini, ketika akhlaknya bertambah baik dan sempurna sebagaimana akhlak Rasulullah, maka dia telah mendapatkan malam tersebut secara keseluruhan. Kalau akhlaknya semakin membaik berarti sudah mendapatkan sebagian dari malam itu.

Semoga.

Tulisan ini hanyalah sebuah pemahaman pribadi, kalau bermanfaat bagi anda yang membaca itu hanyalah karena anda sendiri dan pemahaman yang diberikan Allah kepada anda. Kalau ini merupakan pemahaman yang salah, ini adalah mutlak kesalahan saya dalam mempersepsikan pemahaman mengenai malam lailatul qadar.

Ya, Allah, kutunggu pesawat-pesawat terbangmu singgah di hati, menebar rahmat dan karuniaMu, dalam dzikir dan doa.

Salam

Imam