05 Juni 2015

For Those of You Born in 1960s

For those of you born in 1960s...

 

" Berdasar penelitian beberapa psikolog GENERASI BAHAGIA Itu, generasi kelahiran 1960an "

 
Kami adalah generasi terakhir yang masih bermain di halaman rumah yg luas. Kami berlari dan bersembunyi penuh canda-tawa dan persahabatan. Main petak umpet, boy-boynan, gobag sodor, lompat tali, masak-masakan, sobyong, jamuran, putri putri Melati tanpa peringatan dari Bpk Ibu. Kami bisa memanfaatkan gelang karet, isi sawo, kulit jeruk, batre bekas, sogok telik menjadi permainan yg mengasyikkan.

 
Kami generasi yang rela ngantri di wartel, berkirim surat dan menanti surat balasan dgn penuh rasa rindu. Tiap sore kami menunggu cerita radio Brama Kumbara, berkirim salam lewat penyiar radio. Kamilah generasi yang SD nya merasakan papan tulis berwarna hitam, masih pakai pensil dan rautan yang ada kaca di salah satunya. Kamilah generasi yg SMP dan SMA nya masih pakai papan tulis hitam dan kapur putih. Generasi yang meja sekolahnya penuh dengan coretan kejujuran kami melalui tulisan Tipe-X putih, generasi yang sering mencuri pandang teman sekolah yang kita naksir, kirim salam buat dia lewat temannya dan menyelipkansurat cinta di laci mejanya.

 
Kami adalah generasi yang merasakan awal mula teknologi gadget komunikasi seperti pager, Komputer Pentium jangkrik 486 dan betapa canggihnya Pentium 1 66Mhz. Kami generasi yang sangat bangga kalau memegang Disket kapasitas 1.44Mb dan paham sedikit perintah Dos dengan mengetik copy, del, md, dir/w/p. Kami adalah generasi yang memakai MIRC untuk chatting dan Searching memakai Yahoo. Generasi bahagia yang pertama mengenal Nintendo, game watch yg blm berwarna.

 
Generasi kamilah yang merekam lagu dari siaran radio ke pita kaset tape, yang menulis lirik dengan cara play-pause-rewind, dan memanfaatkan pensil utk menggulung pita kaset ya macet, generasi penikmat awal Walkman dan mengenal apa itu Laserdisc, VHS. Kamilah generasi layar tancap misbar yang merupakan cikal bakal bioskop Twenty One.

 
Kami tumbuh di antara para legenda cinta spt kla Project, dewa 19, Padi, masih tak malu menyanyikan lagu Sheila on 7, dan selalu tanpa sadar ikut bersenandung ketika mendengar lagu: "Mungkin aku bukan pujangga, yg pandai merangkai kata..."

 
Kami generasi bersepatu " Warior " dan rela nyeker berangkat sekolah tanpa sepatu kalau sedang hujan. Cupu tapi bukan Madesu.

 

Kami adalah generasi yang bebas, bebas bermotor dg helm ciduk, bebas dari sakit leher krn kebanyakan melihat ponsel, bebas manjat tembok stadion, bebas manggil teman sekolah dengan nama bapaknya.

 
Kami juga adalah generasi pecinta kebudayaan nasional, mulai dr budaya, olahraganya sampai dengan bahasanya  yg murni masih berbahasa Indonesiatanpa plesetan... Bebas bertanggung jawab.

 
Sebagai anak bangsa Indonesia, Kami hafal Pancasila, Nyanyian Indonesia Raya, maju tak gentar, Teks proklamasi, Sumpah Pemuda, Nama nama para Menteri kabinet pembangunan IV dan Dasadharma Pramuka.

Kini di saat kalian sedang sibuk-sibuknya belajar dengan kurikulummu yg njelimet, kami asyik-asyikan mengatur waktu untuk selalu bisa ngumpul reunian dengan generasi kami.
Betapa bahagianya generasi kami

 
Maaf adik-adik kalian belajar yg keras ya...  untuk mendapatkan kebahagian cara kalian sendiri...

 

Salam sayang dari kami. 

Oh ya, kami BUKAN 50 tahun, kami 20 tahun ... dgn 30 tahun pengalaman :)

Dikutip dari milist ICMI

02 Juni 2015

Rahasia Kehidupan

The Secret of life

Saat kita memberi, kita akan menerima. Saat kita menolong orang lain, pada saat sama kita sedang menolong diri sendiri.

Apa yang kita lakukan untuk orang lain, sebenarnya kita sedang melakukan untuk diri kita sendiri.

Inilah rahasia kehidupan yang tersembunyi bagi banyak orang.
Bukan karena mereka tidak melihat kebenaran ini, tapi mereka tidak mempercayainya.

Karena itu banyak orang lebih berbahagia menerima daripada memberi.  Lebih suka ditolong daripada menolong. Hidup hanya berpusat kepada diri sendiri.

Αda ilustrasi menarik, seorang buta sedang berjalan dengan tongkatnya di malam hari. Tangan kanannya memegang tongkat, sementara tangan kirinya membawa lampu.
Pemandangan ini cukup mengherankan bagi seorang pria yang kebetulan melihatnya.

Supaya tidak penasaran, pria itu bertanya,
"Mengapa anda berjalan membawa lampu?"
Orang buta itu menjawab, "Sebagai penerangan".

Dengan heran pria iτu bertanya lagi, "Tetapi, bukankah anda buta & tetap tidak bisa melihat jalan meski ada lampu penerangan?"

Orang buta itu tersenyum sambil menjawab, "Meski saya tidak bisa melihat, orang lain melihatnya. Selain membuat jalanan menjadi terang, hal ini juga menghindarkan orang lain untuk tidak menabrak saya"..

Disaat kita melakukan sesuatu untuk orang lain, sebenarnya kita sedang melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri.

Kita diingatkan untuk tidak jemu2 berbuat baik. Ini sebuah rahasia kehidupan untuk hidup yang penuh berkah, berkelimpahan & hidup bahagia.

Meski demikian, rahasia kehidupan ini tersembunyi bagi orang2 yang egois, kikir, pelit & melakukan sesuatu berdasarkan apa yang untung bagi dirinya sendiri.
"Apa yang kita lakukan untuk orang lain, suatu saat pasti akan terjadi kepada kita".

Itulah hukum tabur tuai......

Mari kita baca firman Allah dalam Al Quran Surah Al Israa ayat 7, yang menyebutkan :

" jika kamu berbuat baik , ( berarti ) kebaika bagi dirimu sendiri, jika kamu berbuat jahat , maka kejahatan itu bagimu dirimu sendiri.

(Animous)

30 Mei 2015

SINDROM RAJJAL: SAAT HASRAT BERKUASA MENGUBAH JIWA

Oleh : Akmal Nasery Basral

Saya menyebut gejala ini sebagai Sindrom Rajjal (Rajjal Syndrome) -- istilah yang mungkin belum pernah digunakan siapa pun sebelumnya. Namun mereka yang berkutat dengan sejarah Islam di masa Nabi Muhammad Saw hidup, mengetahui bahwa meski hampir seluruh individu yang dididik langsung oleh Rasul tetap berpegang teguh pada ajaran yang mereka terima sampai mati, ternyata ada juga sosok yang menikung mengambil jalan berbeda.

Nama lelaki itu adalah Rajjal bin Unfuwwah, seorang lelaki dari Yamamah.

Rajjal yang pernah duduk langsung di dalam Majelis Nabi, menjadi salah seorang murid langsung Madrasah Rasulullah, dan menjadi tumpuan harapan Al Amin sebagai da'i pilihan yang akan membawa cahaya kebenaran bagi rakyat Yamamah, ternyata saat dikirim lagi ke wilayah tersebut secara perlahan justru larut dalam pengaruh Musailamah -- tokoh lokal Yamamah yang justru menjadi awal target dakwahnya.

Musailamah seorang Macchiavellian. Dia bukan tak melihat bagaimana Islam terus berkembang dan bisa menggeroti pengaruhnya. Maka dia menyusun rencana, menghadap Nabi di Madinah dengan satu usulan: bersedia masuk Islam asal dirinya dinyatakan juga sebagai Nabi untuk wilayah Yamamah.

Ketika Nabi menolak usul "power sharing" itu, Musailamah yang mutung kembali ke wilayahnya, dan mengumumkan diri sebagai nabi yang lebih hebat dari Muhammad. Bahkan dalam surat-surat resminya dengan Nabi Muhammad, Musailamah pun tak ragu lagi memposisikan dirinya sebagai nabi yang setara. Dan Nabi Saw membalasnya dengan sebutan pendek: Musailamah Sang Pendusta (Musailamah Al Kadzdzab).

Maka, kepada orang seperti itulah Rasulullah mengirim Rajjal bin Unfuwah, seorang mubaligh muda yang energetik, cerdas, dan orator ulung yang setiap katanya mampu menyihir pendengar.

Para sahabat di Madinah optimistis Rajjal bisa mempengaruhi Musailamah. Namun keadaan di lapangan justru berlangsung sebaliknya. Rajjal malah tunduk pada pengaruh Musailamah dan menyebar dusta kepada rakyat Yamamah bahwa Nabi Muhammad sudah memberikan restu kepada Musailamah sebagai nabi pendamping. Akibatnya banyak orang awam yang terpengaruh, dan bergabung mendukung Musailamah. Rajjal sendiri naik pangkat menjadi tangan kanan Musailamah. Bertiga dengan Muhkam bin Thufail, mereka menjadi semacam triumvirat penguasa Yamamah dengan Musailamah berada di puncak segitiga.

Takdir Ilahi menetapkan Nabi Muhammad lebih dulu wafat sebelum masalah Yamamah terselesaikan. Khalifah pertama Abu Bakar r.a. yang menjadi pelanjut kepemimpinan, mengambil tindakan tegas terhadap kubu Yamamah yang sedang girang karena merasa kekuasaan dan pengaruh mereka akan terus membesar sepeninggal Nabi. Konflik pecah dan meletus menjadi pertempuran sengit.

Di peristiwa itu pula hidup Rajjal berakhir tragis di tangan Zaid bin Khattab, kakak Umar bin Khattab, yang sudah mempersiapkan dirinya secara khusus untuk menumpas para pemalsu kenabian, dan Allah wujudkan keinginannya.

Satu pertanyaan menggoda akan muncul di kepala kita: apakah Nabi Muhammad yang selalu dibimbing wahyu dari langit tidak pernah mengira bahwa Rajjal akan berubah arah, dari seorang da'i pilihan menjadi orang yang berganti haluan?

Nabi ternyata tahu, seperti juga seorang sahabat lain bernama Abu Hurairah. Hanya saja Abu Hurairah tidak terlalu yakin akan pengetahuannya, atau lebih tepatnya lagi, hatinya penuh ketakutan karena bisa saja dirinya yang berada di posisi Rajjal.

Penyebabnya adalah sebuah peristiwa bertahun-tahun sebelumnya, ketika mereka masih mengaji bersama. Saat itu di sebuah majelis kajian yang dihadiri Rajjal, Abu Hurairah dan beberapa sahabat lain, Nabi tiba-tiba bersabda, "Sesungguhnya ada di antara kalian yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari Gunung Uhud."

Kalimat itu terpatri erat di benak Abu Hurairah. Awalnya tidak terlalu mengganggunya karena yang mendengarkan ucapan Nabi itu cukup banyak. Tetapi ketika satu persatu sahabat Nabi yang duduk pada majelis hari itu wafat secara terhormat sebagai pembela Islam, lalu Nabi pun wafat, hanya tinggal dua orang saja yang tersisa: Rajjal dan dirinya.

Abu Hurairah cemas luar biasa jika nubuat Nabi itu ternyata tentang dirinya. Karena kata-kata Nabi selalu terbukti benar. Siapakah yang akan memiliki geraham lebih besar dari Gunung Uhud di neraka nanti? Abu Hurairah semakin dicekam ketakutan yang menyandera. Hatinya baru tenang setelah mengetahui akhir Perang Yamamah, karena ternyata bukan dirinya yang dinubuatkan Nabi, melainkan Rajjal si pemburu kuasa.

Apa pentingnya mengetahui Sindrom Rajjal?

Begini. Misalkan kita pernah tahu ada orang yang dulu begitu semangat berdakwah dan beribadah, tapi kemudian setelah itu bukan saja semangatnya terjun bebas, justru kian kreatif menabur alibi dan justifikasi atas kealiman dirinya di masa silam sembari mengejek orang-orang yang pernah menjadi teman duduknya satu majelis, bahkan kini tak malu-malu lagi menunjukkan hasrat berkuasa meski harus menjual ayat-ayat agama dengan harga yang murah, maka itulah ciri-ciri pengidap Sindrom Rajjal.

Tetapi jangan juga merasa senang. Bisa saja Sindrom Rajjal itu tidak sedang menjangkiti "mereka", orang-orang yang kita kenal. Boleh jadi virus sindrom itu sedang berbiak di dalam diri kita sendiri. Tanpa kita sadari.

Sebab diri kita pun bukan Abu Hurairah, yang setakut-takutnya dia akan terkena nubuwwah nabi, pada akhirnya dia mendapat anugerah dengan mengetahui akhir kehidupan Rajjal bin Unfuwwah -- salah seorang mantan murid Nabi yang menjual jiwanya untuk dunia. Na'udzu billahi min dzalik.

Kepada Allah kita berlindung sepenuh harap, agar kalau pun ada Rajjal-Rajjal baru yang muncul sepanjang zaman, maka orang itu bukanlah kita, keluarga kita, keturunan kita, atau orang-orang yang pernah kita kenal sebagai orang-orang baik dalam lintasan kehidupan kita yang bergerak cepat.




04 Januari 2015

5 (lima ) Sahabat Terkaya Yang Diberitakan Masuk Surga

Oleh Faishol 
(Staf Ahli DSN-MUI)

              Dalam artikelnya, Dr. Yusuf ibn Ahmad al Qasim berusaha melakukan riset perpustakaan sederhana untuk mencari tahu siapa saja para sahabat Rasulullah SAW yang memiliki kekayaan besar dan nilai kekayaanya.
Tertarik dengan artikel tersebut, di samping menerjemahkannya secara bebas, penulis melakukan verifikasi ulang melalui sumber-sumber lain. Menjelaskan tempatnya -  menyusun urutan personal berdasarkan aset terbesar. Nilai kekayaan yang diungkap di sini adalah nilai tarikah (aset yang ditinggalkan saat mereka wafat).
5 (Lima) Orang Sahabat Terkaya itu adalah : 
(1) 'Abdurrahman ibn 'Awf,
(2) Az-Zubayr ibn al 'Awwam, 
(3) 'Utsman ibn 'Affan,
(4) Thalhah ibn 'Ubaydillah, dan 
(5) Sa'd ibn Abi Waqqash

Berikut ini perinciannya :